Seribu Kebaikan Yang Terhapus Karena Setitik Kekurangan

DLC INDONESIA -- Alkisah, ada seorang anak yang beradu argumen dengan ibunya sehingga membuat si anak memutuskan untuk kabur dari rumah. Dia berjalan tanpa tujuan jelas dan dengan hati yang penuh emosi.

Saking emosinya si anak lupa untuk membawa uang dan dompetnya namun untuk kembali ke rumah dia sudah terlalu marah dan malu. Dia pun memutuskan untuk tetap berjalan tanpa tujuan jelas hingga akhirnya dia merasakan perutnya butuh makan. Dia kelaparan dan kelelahan sekali setelah berjalan jauh.

Dia pun terhenti di depan sebuah warung bakmi. "Ah aku lapar sekali.. Andai semangkuk mi itu bisa ku makan sekarang ini" Pikirnya sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan dari tadi. Tanpa dia sadari sepasang mata terus mengamatinya dari balik meja kasir warung bakmi itu.
Rupanya pemilik warung menyadari tindak tanduk anak tadi. Perlahan dia mendekati si anak dan bertanya "Apa kamu mau pesan bakmi?". Si anak sempat terkejut namun menunduk sambil berkata "Iya bu, saya mau bakmi. Tapi saya tidak punya uang se sen pun".

Mengetahui bahwa si anak tadi lapar tapi tidak memiliki uang bahkan untuk semangkuk bakmi pemilik warung bakmi tersebut mengijinkan anak itu untuk makan semangkuk bakmi tanpa harus bayar. "Makan lah nak.. Bakmi ini untukmu. Jangan di pikirkan untuk bayar, karena ini gratis buat mu" ujar si pemilik warung bakmi.

Karena lapar yang tidak tertahankan si anak pun mulai memakan bakmi panas di depannya itu. Saat sedang asik menyuapkan bakmi ke dalam mulutnya tiba-tiba anak itu menangis. Si pemilik bakmi pun heran dan bertanya apa sebab anak itu menangis. Airmatanya berlinang sambil berkata "Aku terharu bu. Ibu yang tidak ku kenal pun bisa sebaik ini kepadaku. Dengan ikhlas memberikanku semangkuk bakmi gratis sehingga aku tidak kelaparan. Beda sekali sama ibu, ibu kandung ku yang tidak menyayangiku sehingga aku kabur dari rumah seperti sekarang ini".
Mendengar penuturan anak itu si pemilik warung tertegun. Sambil menenangkan anak itu ibu pemilik warung berkata "Kamu pikir seperti itu ya nak. Itu karena kamu mau berpikir seperti itu. Tapi coba renungkan lagi, pikirkan kembali. Aku yang tidak mengenalmu ini hanya memberikan semangkuk mi saja kamu sudah sangat terharu dan menghargai kebaikan ku sedemikian rupa".

Si anak semakin terisak dan menangis tidak menyangka ibu di depannya sekarang ini sangat baik dan memperhatikannya. Pemilik warung pun melanjutkan nasehatnya lagi "Ingatkah kamu, di hitungkah oleh mu. Berapa banyak nasi yang kamu habiskan? Berapa banyak lauk yang kau makan? Berapa banyak biaya yang kami hamburkan? Hingga kamu bisa sebesar ini. Kamu tidak mengeluarkan, menghabiskan dan berusaha apa pun kan melainkan IBU mu. Ibu mu lah yang mengusahakan agar kau bisa sampai sebesar ini. Ibu mu yang baik memasak berliter-liter beras untukmu sejak lahir. Ibu mu yang sangat baik memasak beragam lauk untuk memenuhi gizi mu. Ibu mu  yang luar biasa baik yang mengusahakan segalanya untuk membiayai hidupmu hingga kini".

Si anak itu terkejut dan terdia sejenak tidak menyangka ibu tadi menyampaikan hal itu kepadanya. "Nak... Jika aku yang hanya memberi satu mangkuk mi saja kau anggap baik dan membuat mu terharu. Bagaimana seharusnya kamu terharu dan menghargai perbuatan baik ibu mu sepanjang hidup mu itu?" lanjut si pemilik warung. Anak itu menangis lebih keras lagi.

Semakin keras, hatinya terasa sakit. Sakit karena sudah membuat hati ibunya sakit. Dia menangis kencang, karena telah membuat ibunya menangis tersedu. Anak itu menyadari bahwa seharusnya dia jauh lebih berterimakasih kepada ibunya. Segera dia  mengucapkan terima kasih kepada ibu pemilik warung bakmi atas semangkuk bakmi dan nasehat dari nya lalu si anak buru-buru pamit.
Dia setengah berlari melangkahkan kakinya menuju pulang kembali ke rumahnya, rumah yang di dalamnya ada ibunya. Sesampainya di rumah si anak melihat wajah ibu nya penuh cemas karena si anak kabur dari rumah. Namun saat melihat si anak kembali, Ibunya tidak marah atau memaki anaknya. Yang pertama ditanyakan oleh ibu adalah apakah si anak sudah makan?. Mendengar itu si anak kembali menangis kencang.


Sambil menangis dia terduduk dan memeluk kaki ibunya. "Maafkan aku ibu.. maafkan aku.. Aku yang lupa ibu sudah berbuat banyak untukku. Seharusnya aku berterimakasih kepada Ibu" ujar si anak terbata-bata sambil menangis..

0 Response to "Seribu Kebaikan Yang Terhapus Karena Setitik Kekurangan"

Post a Comment